BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk pada suatu negara
selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan
migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut
dinamakan dinamika penduduk. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada
pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu
daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui
sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus
pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah.
Negara
Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta
budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di
Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi
jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah
penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia
pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem
ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk.Jadi, peningkatan
kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki
kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian menimbun.
Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang
Berkaitan dengan lingkungan hidup, kelaparan, kemiskinan dan keterbelakangan.
Maka kita harus bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan
keluar yang terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.
Dan masyarakatnya pun bisa hidup dengan sejahtera,karena tidak dipungkiri bahwa
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam.Jadi tidak masuk
akal kalau masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1.
PERKEMBANGAN PENDUDUK
INDONESIA
a.
Landasan Perkembangan
Penduduk Indonesia
b.
Pertumbuhan Penduduk dan
Lingkungan Pemukiman
c.
Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan
d.
Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit
yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
e.
Pertumbuhan penduduk dan
Kelaparan
f.
Kemiskinan Keterbelakangan
2.
ILMU TEKNOLOGI DAN
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
a.
Keberlanjutan Pembangunan
b.
Mutu Lingkungan Hidup dan
Resiko
c.
Kesadaran Lingkungan
d.
Hubungan Lingkungan dan
Pembangunan
e.
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup oleh Proses Pembangunan
BAB III
PEMBAHASAN
1.
PERKEMBANGAN PENDUDUK
INDONESIA
a.
Landasan Perkembangan
Penduduk Indonesia
Penduduk adalah orang atau
orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang
tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat
tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang,
penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak
lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal
dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu
dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah,
atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal
yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
b.
PERTAMBAHAN PENDUDUK &
LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Pertambahan
penduduk adalah dimana di suatu tempat atau wilayah yang
semakin banyak angka pertambahannya penduduk karena angka kelahiran pada
suatu wilayah tersebut,maupun berkurangnya atau angka kematian disuatu daerah
tersebut dikarenakan penyakit atau suatu keadaan tertentu. Pertumbuhan
atau pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
tingkat kelahiran dan urbanisasi. Kedua faktor ini yang kemudian menjadi salah
satu penyebab tidak seimbangnya laju pertumbuhan ekonomi dan sosial, ketidakseimbangan
tersebut dapat terjadi apabila angka laju pertumbuhan penduduk pada suatu
wilayah tidak seimbang dengan angka laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada
wilayah tersebut. Selain itu, masih adanya disparitas pembangunan antara daerah
perkotaan dan perdesaan yang juga merupakan salah satu penyebab terjadinya arus
migrasi dari satu wilayah yang lain.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa
laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi
dibanding periode 1990-2000. Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010 mencapai 1,49
persen atau lebih tinggi dibanding periode 1990-2000 yang hanya mencapai 1,45
persen, sesuai dengan hasil sensus tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 237,56 juta orang. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan 237,56
juta orang dibutuhkan lahan produktif untuk tanaman padi seluas 13 juta ha,
namun saat ini lahan padi yang diolah seluas 7,7 ha, jika pertambahan penduduk
setiap tahunnya sebesar 1,49% atau bahkan melebihi, maka dengan sendirinya akan
mendatangkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kelaparan, kekumuhan
kota, berkurangnya daya dukung lahan dan masalah-masalah sosial lainnya. (Pos
kota, edisi April 2012)
Lingkungan pemukiman adalah tempat
atau dimana semua warga menempati dan menjadikan sebagai
tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan sebagainya.
Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung pada
pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.Perkembangan suatu kota yang
semakin pesat dapat memacu juga kepadatan suatu daerah. Hal ini disebabkan
karena beragamnya kebutuhan hidup masyarakat perkotaan dan adanya
upaya untuk memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar sebagai akibat dari perkembangan pada
aktivitas kota dan proses industrialisasi terutama di beberapa kota di
Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya kawasan komersial.
Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan
jumlah penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan
perkembangan suatu kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut
Bintarto (Pos Kota edisi Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas dalam
pemanfaatan ruang, mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan
penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur
suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya. Perkembangan permukiman pada
bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan
musyarakat, potensial sumber daya kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik
alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan infrastruktur.
Kemajuan dan perkembangan suatu kota tidak terlepas dari pembentuk kota.
Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya, ekonomi, pemukiman, kependudukan,
sarana dan prasarana serta transportasi. Oleh karena itu pentingnya usaha-usaha
perencanaan infrastruktur yang harus dilakukan sedini mungkin. Dalam hal ini
penelitian akan diarahkan mencari hubungan antara kepadatan pemukiman dengan
ketersediaan infrastruktur dengan mengambil kasus di kawasan pemukiman yang
mewakili kepadatan rendah, sedang, dan tinggi. Sampai saat ini belum ada
penelitian yang mengambil topik tersebut. Apabila hal ini tidak diperhatikan
dan ditangani secara khusus maka akan mengakibatkan tingkat pelayanan menjadi
rendah dan menimbulkan ketidaknyamanan.
c. Pertumbuhan
Penduduk Dan Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Jumlah penduduk Indonesia
berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India
(1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (295 juta jiwa) pada tahun 2005. Indonesia
memiliki kepadatan penduduk jauh di bawah ketiga negara tersebut, yaitu sebesar
341 jiwa per km.
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8). Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
Ø Tingkat
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan dasar dan wajib belajar pada Pasal 6 Ayat 1 bahwa, “Setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Ø Tingkat
Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat.
Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan
perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan,
dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan
pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3).
Ø Tingkat
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi “Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional. Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu dengan tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia untuk di ambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai dan kebebasan akademik, melaksanakan misinya, pada lembaga pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan dan otonomi dalam pengolaan lembaganya. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di sebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggaran pendidikan terapan dalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian tertentu. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
d.
Pertumbuhan Penduduk dan
Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Seiring dengan bertambahnya penduduk
Indonesia maka negeri ini akan banyak menghadapi masalah, seperti : tata ruang
kota yang jelek, sanitasi air limbah rumah tangga semakin parah, dan banyak
bermunculan penyakit – penyakit. Wilayah kawasan kumuh menurut Bank Dunia
(1999) merupakan bagian yang terabaikan dalam pembangunan perkotaan. Hal ini
ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan
penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang tidak layak huni dan tidak
memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana
prasarana sosial budaya. Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi karena tidak
terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang kumuh sering
terjangkit penyakit seperti : malaria, demam berdarah, gatal –gatal, penyakit
kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir, selokan – selokan yang
ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang mereka buang sendiri dan
tata ruang kota yang kurang baik. Selain itu banyaknya wilayah hijau di
perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai bangunan – bangunan pencakar langit,
mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap air di wilayah perkotaan sangat
sedikit.
Dengan sedikitnya air yang di serap di
wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin
membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang
lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat
banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir,
itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa
berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk.
e. Pertumbuhan Penduduk Dan Kelaparan Di
Indonesia
Pertumbuhan Penduduk
adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan
dalam jumlah individu. Dalam sebuah populasi menggunakan "per unit
waktu" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada sebuah spesies, tapi selalu mengarah pada
manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan
penduduk dunia.
Nilai
Pertumbuhan Penduduk
Hasil
proyeksi menunjukan bahwa jumlah penduduk indonesia selama dua puluh lima tahun
mendatang terus meningkat, yaitu dari 205,1 juta pada
tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada
tahun 2025. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun
penduduk indonesia selama periode 2000-2025 menunjukan
kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk
indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun.
Kemudian pada periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun
menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per
tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran
dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan
karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk
pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi,
sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun
waktu yang sama.
Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Kekurangan
gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di
Asia dan Pasifik. kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu.
kata sebuah laporan badan kesehatan PBB. Organisasi kesehatan dunia (WHO)
menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan tujuan
Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan
kecenderungan sekarang.
Sejauh ini bukti menunjukan bahwa kendati ada beberapa kemajuan di banyak negara khususnya yang paling miskin tetap ketinggalan dalam kesehatan. "kata dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu". Antara tahun 1990 dan 2002, data yang paling akhir jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di surabaya dan 47 juta orang di asia timur.
Sejauh ini bukti menunjukan bahwa kendati ada beberapa kemajuan di banyak negara khususnya yang paling miskin tetap ketinggalan dalam kesehatan. "kata dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu". Antara tahun 1990 dan 2002, data yang paling akhir jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di surabaya dan 47 juta orang di asia timur.
Meningkatnya pertambahan penduduk
dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan
pangan di kawasan-kawasan ini. Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah
pedesaan dikalangan penduduk yang tidak memiliki tanah atau para petani yang
memiliki kapling yang sempit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tidak ada
satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat
kematian anak. Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan
2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak
per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi
87 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam
mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha
mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai. Berdasarkan
kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian
dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan
menjadi seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan. Usaha untuk
megatasi kematian ibu juga sulit. kata laporan WHO itu. Tingkat kematian ibu
diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah memiliki tingkat
kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang mengalami angka terburuk
bahkan sebaliknya. WHO memperkirakan 504.000 dan 528.000 kematian dalam setahun
karena komplikasi dalam kehamilan dan kelahiran terjadi di surabaya. Tingginya
laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di indonesia tersebut, diperparah
dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. "Jika semua itu,
tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua."
Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB. Untuk
mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan peningkatan
produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan produksi ini
khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat mayoritas
penduduk miskin dan lapar. Jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan
meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan harga
pangan dan krisis energi.
f. Kemiskinan
dan Keterbelakangan
Secara sosiologis, kebodohan,
kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran
manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan
semestinya.Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan
biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada “takdir”. Suatu
kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan
atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha
manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran
fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras. Kesadaran
ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa
ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan
beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan. Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang.
Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan
bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai
khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan
ajaran dalam konteks dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu
adalah bagian penting dari kesadaran manusia. Faktor penyebab lain yang
menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas
struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah
segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan
yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan struktural”. Yaitu
kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan
politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga
disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang
berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya
sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang
tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa
mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal. Kondisi masyarakat Indonesia
yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas
berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah
hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan
masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan,
pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut
membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah
penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling
efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis. Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis. Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Secara sosiologis,
kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang
menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks
kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada
kesadaran fatalistik dan menyerah pada "takdir". Suatu kondisi
diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib
yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang
bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik
bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan. Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia. Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut "kemiskinan struktural". Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis. Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan. Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia. Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut "kemiskinan struktural". Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis. Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Masalah kemiskinan sampai saat ini
terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan. Pada dasarnya ada dua faktor
penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di
Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini
cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal
itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman
sosial (JPS) untuk orang miskin.
Mengenai keterbelangan khususnya
dalam bidan ilmu pengetahuan dan tehnologi masyarakat indonesia belum seberapa
kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya Jepang, Cina, Korea,
dll. Penduduk indonesia terutama didaerah pelosok/pedesaan masih minim tentang
ilmu pengetahuan maupun tehnologi, dalam hal ini "Haruskah Kita diam
dengan kenyataan tersebut ???" menurut saya pemerintah harus berupaya
meningkatkan pendidikan diberbagai daerah karena pendidikan merupakan salah
satu pendorong untuk mengurangi kemiskinan, jikalau anak-anak bangsa indonesia
maju akan pendidikan berarti dapat mengimbangi negara lain, kita tidak perlu lagi
memerluka tenaga kerja yang propesional dari negara yang lain, tetapi kita
dapat memamfaatkan pemuda-pemudi indonesia yang memiliki skill dan pengetahuan.
2. ILMU
TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
a. Keberlanjutan
pembangunan
Definisi Pembangunan
Pembangunan adalah
seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejaahteraan manusia. Ekonomi
berkelanjutan adalah buah dari pembangunan berkelanjutan. Ekonomi yang demikian
tetap memelihara basis sumberdaya alam yang digunakan. Tata ekonomi yang
seperti ini dapat terus berkembang dengan penyesuaian-penyesuaian, dan dengan
menyempurnakan pengetahuan, organisasi, efisiensi teknis, serta kebijakan.
Kriteria Pembangunan
Kriteria dan indikator pembangunan
berkelanjutan yang digunakan untuk menilai suatu usulan proyek MPB
dikategorikan menjadi 4 kelompok: keberlanjutan lingkungan, ekonomi, sosial dan
teknologi
Tiga
kriteria pertama adalah mengenai dampak lokal dari usulan proyek MPB, sehingga
batas wilayah evaluasi adalah lokal. Lebih spesifik lagi, lingkup evaluasi
untuk kategori kriteria keberlanjutan lingkungan adalah wilayah yang mengalami
dampak ekologis langsung akibat usulan proyek. Sementara lingkup evaluasi untuk
kategori kriteria keberlanjutan ekonomi dan sosial adalah batas administratif
kabupaten. Bila dampak ekonomi dan sosial dirasakan lintas kabupaten maka batas
administratsi yang digunakan adalah semua kabupaten yang terkena dampak.
Berbeda dengan ketiga kategori kriteria lainnya, batas evaluasi dari
keberlanjutan teknologi adalah di tingkat nasional.
Suatu
usulan proyek harus memenuhi semua indikator untuk mendapatkan persetujuan
nasional. Metode "ceklist" digunakan untuk mengevaluasi usulan proyek
CDM. Pengusul proyek harus memberikan penjelasan dan justifikasi bahwa usulan
proyeknya memenuhi semua indikator. Bilamana memungkinkan, penjelasan tersebut
memasukkan perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah adanya proyek.
Data-data kuantitatif maupun kualitatif sebagai penunjang justifikasi sebaiknya
juga disertakan. Penjelasan juga dapat mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku yang berkaitan dengan indikator, atau mengacu pada dokumen-dokumen
penunjang yang dilampirkan pada formulir aplikasi. Pada saat evaluasi, Tim Teknis
dan/atau Para Pakar harus menandai setiap indikator dengan "ya",
"tidak", atau "tidak berhubungan". Usulan proyek berhasil
lolos dari kriteria keberlanjutan apabila "tidak" tidak pernah
ditandai.
b.Mutu
Lingkungan Hidup dan Resiko
Manusia
hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu
tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar
kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia,
melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia
tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di
bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan
makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad
renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi
sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang
paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya
kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk
kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk
kelangsungan hidup mereka. Secara umum di masyarakat sering disebut istilah
“lingkungan hidup” cukup dengan “lingkungan saja”. Anda tentu bertanya apa sih
yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
Lingkungan
hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan hidup itu
terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik :
a. Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya,
matahari
dansebagainya.
b. Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara
sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di
suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Kualitas lingkungan
hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
b. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
c. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
c. Kesadaran
Lingkungan
Melindungi
lingkungan bukan hanya suatu komitmen untuk generasi yang akan datang, tetapi
ini juga merupakan kebutuhan komersil perusahaan guna mengembangkan dan
memenuhi kewajiban sah mereka.
Dalam
diskusi tentang kesadaran lingkungan ini, suatu perusahaan yang memiliki
catatan lingkungan yang buruk, mereka hanya dapat merusak reputasi mereka.
Perusahaan tersebut
harus memenuhi kewajiban sah dan moral mereka. Hal ini dilakukan dengan cara:
1. Mengatur
dan menekankan standar pengontrolan dan pengolahan sampah;
2. Memastikan
oli dan zat kimia disimpan di area yang telah dibendungi;
3. Mengatur
dan menekankan prosedur pengangkutan untuk bahan-bahan berasun dan kimia;
4. Membangun
prosedur kerja aman dan penanganan untuk produk yang berpotensi menyebabkan
polusi ; dan
5. Memenuhi
perundang-undangan dan ijin khusus.
Kita dapat sangat
merusak lingkungan dengan tidak mengendalikan polusi tersebut dan dengan tidak
mengikuti standar dan prosedur.
Untuk mengenali
bagaimana kita dapat membantu meningkatkan dan mengendalikan kerusakan
lingkungan, kita akan mendiskusikan tentang:
a. Jenis
polusi dan akkibatnya terhadap lingkungan;
b. Langkah
dasar guna melindungi lingkungan area kerja kita;
c. Peraturan
dasar guna membantu mencegah bahan pengotor dari pencemaran lingkungan;
d. meningkatkan
penanganan material;
e. meningkatkan
pengendalian penyimpanan; dan
f. melakukan
pelatihan tambahan;
Jenis-jenis polusi
Ada tujuh kategori
polusi umum. Ketujuh kategori tersebut, adalah:
1. bising, seperti
suara yang tidak diinginkan di sekitar area kerja;
2. sampah,
seperti tiap bahan bekas, merupakan zat-zat yang perlu dibuang;
3. polusi
tanah, seperti tiap tumpahan atau kontaminasi tanah di area kerja;
4. polusi
air, yang disebabkan oleh tindakan membiarkan racun, zat berbahaya atau
pengotor masuk ke air atau air tanah yang terkontrol:
5. polusi
udara, seperti debu, gas/asap atau penyemprotan di dalam area kerja;
6. gangguan,
yang bisa berupa tindakan atau kelalaian yang menggangu kenyamanan atau
kualitas kehidupan; dan
7. getaran,
yang disebabkan oleh penggunaan tempat dan peralatan dan bisa merusak struktur,
bangunan atau formasi alam..
Kita juga dapat mengalami pengaruh yang sangat kuat
terhadap lingkungan area kerja. Perusahaan dapat merancang bangunan, strategi
dan prosedur guna mengendalikan polusi tetapi jika kita tidak mengikuti proses
dan prosedur yang berlaku, maka kerusakan lingkungan yang parah dapat terjadi.
LANGKAH-LANGKAH MELINDUNGI LINGKUNGAN
Ada beberapa cara kita dapat mengendalikan polusi.
Pencegahan polusi mensyaratkan kita untuk mengurangi
sampah-sampah yang dihasilkan dari tepat kerja. Metode pencegahan tersebut
meliputi:
a. Pengurangan
sumber – contohnya, mengurangi penggunaan cairan pelarut, memperpanjang
jarak waktu pemeriksaan dll.;
b. Daur
ulang– penggunaan kembali produk, seperti oli mesin truk solar, dapat digunakan
di dalam stasiun pembakit listrika;
c. Derbaikan –
seperti memisahkan bahan logam berat dari tempat pembuangan chrome plating
bath;
d. Pembuangan –
menyimpan dan membuang zat kimia dan bahan-bahan berbahaya dengan benar.
d. Hubungan
Lingkungan Dengan Pembangunan
Sumber
daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber yang penting bagi
kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan
sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas
bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Namun kali ini kita akan hanya
membahas tentang hubungan lingkungan dengan pembangunan.
Pembangunan
sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi acuan bagi kegiatan berbagai
sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi
sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan
tetap terjamin. Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya memberi kesempatan
dan ruang bagi peranserta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan.
PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Dengan
memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang merupakan
cerminan dari prioritas kegiatan yang akan dilakukan dalam
bidang pengelolaan lingkungan hidup, maka program tersebut memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan
berkelanjutan dalam kualitas lingkungan hidup yang semakin baik dan sehat.
1.
Program Peningkatan Kualitas Lingkungan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dalam upaya mencegah pengrusakan dan atau pencemaran
lingkungan seperti sungai, kali dan laut, dan pemulihan kualitas
lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan,
kegiatan industri dan transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya
kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai baku mutu
lingkungan yang ditetapkan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1) menerapkan
perijinan dan meningkatkan pengawasan industri pengolahan limbah cair
(2)
melakukan pengawasan dan pengendalian sumber-sumber pencemaran kali, laut
dan udara bersih
(3)
meningkatkan kepedulian dan kesadaran industriawan dan masyarakat untuk
berperan
aktif dalam menjaga sungai, laut dan
udara dari penggunaan bahan kimia yang merusak
(4) mengembangkan
teknologi yang berwawasan lingkungan khususnya teknologi
tradisional yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya air, sumber daya hutan dan
industri yang ramah lingkungan
(5) meningkatkan
kondisi dan kualitas sungai Ciliwung
(6) meningkatkan sistem
penanggulangan dan pengawasan terhadap pembajakan sumber
daya hayati
(7) melakukan
pencegahan polusi udara melalui uji emisi, dalam upaya ini termasuk
pengendalian dampak polusi udara
pada kesehatan masyarakat
(8) menerapkan sanksi
hukum terhadap dunia usaha dan masyarakat yang dengan sengaja
melakukan pencemaran lingkungan.
2.
Program Peningkatan Pengendalian Dampak Lingkungan
Tujuan program ini adalah meningkatkan pengendalian dampak lingkungan akibat pencemaran lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, serta memberi dukungan terhadap kegiatan industri dan transportasi yang ramah lingkungan. Sasaran program ini adalah meningkatnya pengendalian dampak lingkungan serta kualitas lingkungan seiring dengan meningkatnya kualitas kelestarian alam dan jumlah warga kota yang memiliki kepedulian dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
( (1) melakukan
pertimbangan lingkungan yang lebih bijaksana dalam memberikan ijin lokasi
bagi industri,
(2) mempertimbangkan
faktor lingkungan dalam pengembangan teknologi pengelolaan limbah rumah tangga, industri dan
transportasi
(3) menetapkan indeks
dan baku mutu lingkungan
(4) meningkatkan
perlindungan terhadap teknologi tradisional yang ramah lingkungan
(5) memantau
kualitas lingkungan secara terpadu dan terus menerus
(6) meningkatkan
kesadaran warga kota akan hidup bersih dan sehat
(7) memanfaatkan
kearifan tradisional dalam pemeliharaan lingkungan hidup
(8)
meningkatkan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap peraturan dan
tata
nilai masyarakat yang berwawasan
lingkungan. Dalam upaya ini termasuk penataan
ruang, pemukiman dan industri yang
konsisten dengan
pengendalian pencemaran lingkungan.
pengendalian pencemaran lingkungan.
3.
Program Penataan dan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Program ini bertujuan untuk
menyempurnakan penataan dan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai upaya
meningkatkan penghijauan kota. Sasaran program ini adalah meningkatnya
kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau serta menjadikan kota Jakarta
yang teduh, nyaman, sehat dan indah. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1) mengembangkan
dan memanfaatkan ruang terbuka hijau secara konsisten dan efektif
sesuai dengan fungsinya serta
dinamika kehidupan masyarakat
(2) meningkatkan kepedulian
dan kesadaran masyarakat akan pentingnya taman sebagai
upaya terciptanya ruang terbuka hijau
upaya terciptanya ruang terbuka hijau
(3) meningkatkan
pemeliharaan taman kota secara tepat dan baik termasuk pemeliharaan
hasil pembangunan pertamanan.
4.
Program Penyerasian dan Keindahan Lingkungan
Program ini bertujuan untuk menjadikan kota Jakarta yang indah, bersih, hijau dan nyaman serta meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung keindahan kota. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya sarana keindahan kota untuk menwujudkan kota Jakarta yang nyaman dan bersih. Kegiatan yang dilakukan adalah :
(1) meningkatkan
kualitas estetika sarana keindahan kota
(2) menyusun rencana
lingkup kegiatan sarana keindahan kota
(3) menyusun rencana
persebaran, penempatan, dimensi sarana keindahan kota
(4) menata dengan baik
penempatan ornamen dan street furniture, termasuk media luar
ruang.
e. Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup Oleh Proses Pembangunan
Pengertian Pencemaran
Lingkungan
Pengertian
polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Jenis-jenis Pencemaran
Lingkungan
Berdasarkan lingkungan
yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaranlingkungan dapat
dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
1. Pencemaran
Air
Di
dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain
untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak
diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.Tindakan
manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja
telahmenambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya,
pembuangandetergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang
ada di perairan. Pemupukantanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan,
kemudian masuk ke perairan akanmenyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak
terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan
seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi
permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai
dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan
tidak dapat berfotosintesissehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air
menjadi berkurang.Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) yang seringdigunakan oleh petani untuk memberantas hama
tanaman juga dapat berakibat buruk terhadaptanaman dan organisme lainnya.
Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDTatau pestisida, akan
terjadi aliran DDT.
2. Pencemaran
Tanah
Tanah
merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air
yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya
kualitas tanah juaga dapatdisebabkan limbah padat yang mencemari tanah.Menurut
sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industridan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan
menjadi sampahorganik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup, sepertidedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun
sampah anorganik biasanya berasal dari limbahindustri, seperti plastik, logam
dan kaleng.Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh
mikroorganisme didalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur
sehingga dapat menurunkankualitas tanah.
3. Pencemaran
Udara
Udara
dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori
udara.Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang
berbentuk partikel cair atau padat.
a. Pencemar
Udara Berbentuk Gas
Beberapa
gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke
lingkunganudara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang
berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa
nitrogen (NO2), danchloroflourocarbon (CFC).Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara
dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumimeningkat dan dapat mengganggu
sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm didalam darah dapat merusak
sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2Sdapat bergabung
dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapatmenyebabkan
gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFCdapat
menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
b. Pencemar
Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari
udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk
cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan
sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.Partikel dalam bentuk padat dapat
berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasaldari makhluk
hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga
yangtelah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat
mengganggukesehatan manusia.Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari
pembakaran bensin. Bensin yang digunakandalam kendaraan bermotor biasanya
dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannyacepat mesin berjalan lebih
sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom
membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh
kendaraan melalui knalpot ke udarasehingga akan mencemari udara.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Proses-proses alam,
antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya
semak-semak, dan halilintar. Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
Hasil
pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
Pengolahan
dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
Proses-proses
dalam pabrik.
Faktor
Industrialisasi
Faktor
Urbanisasi
AKIBAT YANG DI
TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN
1. Punahnya
Spesies
Bahan
pencemar lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis
hewanmengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda,
larva merupakan hewan yang pekaterhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkatadaptasi hewan ada
batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan
Hama
Penggunaan
pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah,maka
serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
3. Gangguan
Keseimbangan Lingkungan
Punahnya
spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem.
Rantaimakanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya,
keseimbanganlingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeo kimia menjadi
terganggu.
4. Kesuburan
Tanah Berkurang
Penggunaan
pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini
dapatmenurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat
menyebabkan tanahmenjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah.
Demikian juga dengan terjadinyahujan asam.
5. Keracunan
dan Penyakit
Orang
yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalamikeracunan.
ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal,
menderitakanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat
padaketurunanketurunannya.
6. Pemekatan
Hayati
Proses peningkatan
kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati
(dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition).
CARA MENGATASI
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Manusia
memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan
yangterjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan
manusia untuk mengatasi pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:
1. Melakukan
Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran tanah adalah
penghijauankembali dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali
subur.
2. Rotasi
Tanaman Rotasi tanaman adalah salah satu upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menanam jenis tanamanyang berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.
3. Penggunaan
Pupuk Seperlunya, penggunaan pupuk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang
berlebihan sangat merusak lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi
dan dapat meningkatkan keasamantanah.Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami,
seperti pupuk kompos dan pupuk kandanguntuk mengurangi pencemaran tanah.
4. Pembuatan
Sengkedan, salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah
dengan pembuatan sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan
pegunungan.
5. Reboisasi
adalah penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan
menahan tanah agar tidak terbawa air hujan.
6. Daur
Ulang, saat ini banyak sekali produk daur ulang yang bisa dipakai
kembali.Pendaur-ulangan sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari pasar
menjadi pupuk yang dapatdimanfaatkan petani. Biasanya sampah pasar berupa
sayur-sayuran yang telah membusuk. Jikadiolah kembali dan ditambah kotoran
hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar